RSS

Tanah Lot Temple

Tanah Lot Temple

              Tanah Lot temple is located in coastal side of Beraban village, Kediri district and Tabanan regency about 30 km from Denpasar. The temple is built on a big rock and reachable in a few minutes by walk, because it is just 20 meters from the coastal lip. Under of the rock, there is a fresh water from under groud, which called Beji. If there is a temple ceremony, before entering the tample local people usually pray at that place. But when high tide all Hindu people usually pray at Penyawang temple. Penyawang mean representative. The word of Tanah Lot is consist of two words there are Tanah and Lot. Tanah mean soil or land or isle and Lot meaning the sea. So Tanah Lot mean the small island floating on the sea.
Tanah Lot is a tourism object wich offer  a very beautiful scenery. This temple is very famous among tourist destinations in Bali. The unique point of this object is the temple wich located on a big rock and the sunset as the background. When the high tide Tanah Lot temple look like separate from beach.
About the history, Tanah Lot Temple was built in 16 cetury by Dang Hyang Nirartha, a priest from Majapahit Kingdom in East Java. At that time he came to Bali for spread Hindu Religion. When he arrived at that place, he saw a beautiful place and took a maditation. After that, he ask the local people to build a temple on the rock. The main shrine of that temple is dedicated to God especially for God of sea or Sang Hyang Baruna, and the second main shrine is dedicated to Dang Hyang Nirartha. In Tanah Lot area also found black and white snake called Duwe. Actually the snake is a sea snake, but local people believe that snake is the manifestation of the belt of  Dang Hyang Nirartha.
Tanah Lot temple also usually used for Melasti ceremony. Melasti ceremony is a purification the Pretima or God symbol and other Hindu religion symbols to the beach. Melasti ceremony usually held 3 days before Nyepi day or silent day.
Beside of the main temple, in Tanah Lot area also found some temple such as: Penataran temple, Penyawang temple, Enjung Galuh temple, Batu Bolong temple, Batu Mejan temple and Pekendungan temple. In the northen part of Tanah Lot temple there are many restaurant. So, from that place, you can enjoy the spectacular sunset while eat or drink. There is also usually held a kecak dance in front of Tanah Lot temple or near of Melasti restaurant.
Beside of the parking area, there are so many art shop. The art shop usually sell Balinese handicraft, clothes and many kind of accessories. There’s also usually sold traditional food called Kelepon. Kelepon is a small cake made from sticky rice and brown sugar in it. In Tanah Lot area also found some hotels. So, don’t worry if you want to take longer time at that place.
          

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Ramalan Sabdo Palon.


Ramalan Sabdo Palon


1. Ingatlah kepada kisah lama yang ditulis di dalam buku babad tentang negara Mojopahit. Waktu itu Sang Prabu Brawijaya mengadakan pertemuan dengan Sunan Kalijaga didampingi oleh Punakawannya yang bernama Sabda Palon Naya Genggong.

2. Prabu Brawijaya berkata lemah lembut kepada punakawannya: “Sabda Palon sekarang saya sudah menjadi Islam. Bagaimanakah kamu? Lebih baik ikut Islam sekali, sebuah agama suci dan baik.”

3. Sabda Palon menjawab kasar: “Hamba tak mau masuk Islam Sang Prabu, sebab saya ini raja serta pembesar Dang Hyang se tanah Jawa. Saya ini yang membantu anak cucu serta para raja di tanah jawa. Sudah digaris kita harus berpisah.

4. Berpisah dengan Sang Prabu kembali ke asal mula saya. Namun Sang Prabu kami mohon dicatat. Kelak setelah 500 tahun saya akan mengganti agama Budha lagi (maksudnya Kawruh Budi), saya sebar seluruh tanah Jawa.

5. Bila ada yang tidak mau memakai, akan saya hancurkan. Menjadi makanan jin setan dan lain-lainnya. Belum legalah hati saya bila belum saya hancur leburkan. Saya akan membuat tanda akan datangnya kata-kata saya ini. Bila kelak Gunung Merapi meletus dan memuntahkan laharnya.

6. Lahar tersebut mengalir ke Barat Daya. Baunya tidak sedap. Itulah pertanda kalau saya datang. Sudah mulai menyebarkan agama Buda (Kawruh Budi). Kelak Merapi akan bergelegar. Itu sudah menjadi takdir Hyang Widhi bahwa segalanya harus bergantian. Tidak dapat bila diubah lagi.

7. Kelak waktunya paling sengsara di tanah Jawa ini pada tahun: Lawon Sapta Ngesthi Aji. Umpama seorang menyeberang sungai sudah datang di tengah-tengah. Tiba-tiba sungainya banjir besar, dalamnya menghanyutkan manusia sehingga banyak yang meninggal dunia.

8. Bahaya yang mendatangi tersebar seluruh tanah Jawa. Itu sudah kehendak Tuhan tidak mungkin disingkiri lagi. Sebab dunia ini ada ditanganNya. Hal tersebut sebagai bukti bahwa sebenarnya dunia ini ada yang membuatnya.

9. Bermacam-macam bahaya yang membuat tanah Jawa rusak. Orang yang bekerja hasilnya tidak mencukupi. Para priyayi banyak yang susah hatinya. Saudagar selalu menderita rugi. Orang bekerja hasilnya tidak seberapa. Orang tanipun demikian juga. Penghasilannya banyak yang hilang di hutan.

10. Bumi sudah berkurang hasilnya. Banyak hama yang menyerang. Kayupun banyak yang hilang dicuri. Timbullah kerusakan hebat sebab orang berebutan. Benar-benar rusak moral manusia. Bila hujan gerimis banyak maling tapi siang hari banyak begal.

11. Manusia bingung dengan sendirinya sebab rebutan mencari makan. Mereka tidak mengingat aturan negara sebab tidak tahan menahan keroncongannya perut. Hal tersebut berjalan disusul datangnya musibah pagebluk yang luar biasa. Penyakit tersebar merata di tanah Jawa. Bagaikan pagi sakit sorenya telah meninggal dunia.

12. Bahaya penyakit luar biasa. Di sana-sini banyak orang mati. Hujan tidak tepat waktunya. Angin besar menerjang sehingga pohon-pohon roboh semuanya. Sungai meluap banjir sehingga bila dilihat persis lautan pasang.

13. Seperti lautan meluap airnya naik ke daratan. Merusakkan kanan kiri. Kayu-kayu banyak yang hanyut. Yang hidup di pinggir sungai terbawa sampai ke laut. Batu-batu besarpun terhanyut dengan gemuruh suaranya.

14. Gunung-gunung besar bergelegar menakutkan. Lahar meluap ke kanan serta ke kiri sehingga menghancurkan desa dan hutan. Manusia banyak yang meninggal sedangkan kerbau dan sapi habis sama sekali. Hancur lebur tidak ada yang tertinggal sedikitpun.

15. Gempa bumi tujuh kali sehari, sehingga membuat susahnya manusia. Tanahpun menganga. Muncullah brekasakan yang menyeret manusia ke dalam tanah. Manusia-manusia mengaduh di sana-sini, banyak yang sakit. Penyakitpun rupa-rupa. Banyak yang tidak dapat sembuh. Kebanyakan mereka meninggal dunia.

16. Demikianlah kata-kata Sabda Palon yang segera menghilang sebentar tidak tampak lagi diriya. Kembali ke alamnya. Prabu Brawijaya tertegun sejenak. Sama sekali tidak dapat berbicara. Hatinya kecewa sekali dan merasa salah. Namun bagaimana lagi, segala itu sudah menjadi kodrat yang tidak mungkin diubahnya lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS