RSS

Bandung Urban Legend

Bandung Urban Legend 
"Ghost Tourism"

Bandung merupakan salah satu daerah di Indonesia yang terkenal akan mode dan wisata belanjanya, hingga mendapat julukan “Paris Van Java”. Namun dibalik hal itu, Bandung juga memiliki sumber daya sejarah yang masih terjaga dengan baik hingga saat ini. Begitu banyak bangunan – bangunan kuno peninggalan Belanda yang dapat kita jumpai di kota ini dan hingga saat ini masih difungsikan sebagai instansi pemerintah, sekolah dan lain – lain.

Masing – masing bangunan tersebut, tentu memiliki kisahnya tersendiri yang kemudian menghasilkan cerita dan berkembang di masyarakat. Cerita tersebut kemudian dikemas ke dalam sebuah paket wisata oleh sebuah organisasi yang bernama Bandung Trails.
Dalam kegiatan "wisata hantu" ini,  wisatawan akan diajak mengunjungi beberapa bangunan kuno yang terdapat di Kota Bandung. Mulai dari SMA 3 Bandung, dimana pada sekolah tersebut konon ada sosok seorang wanita yang disebut Hantu Nancy. Sekolah ini memiliki banyak jendela yang setiap sore selalu ditutup oleh penjaga sekolah. Namun, beberapa dari jendela tersebut selalu terbuka dengan sendirinya. Bagi  yang memiliki sixth sense, konon sering meilhat Hantu Nancy ini di salah satu jendela tersebut.


Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi gedung peninggalan Belanda yang kini menjadi markas militer. Konon di tempat ini sering terdengar tentara Belanda yang sedang latihan militer. Beberapa orang juga pernah melihat militer Belanda tersebut lengkap dengan seragam dan atributnya.  Konon di sekitar tempat ini juga sering terlihat penampakan Mr. P dan Miss. K.
Tujuan berikutnya adalah sebuah rumah yang masih ditempati hingga saat ini. Rumah ini sering disebut "rumah kentang". Disebut rumah kentang dikarenakan sering tercium bau kentang di aeral rumah tersebut. berbagai mitos pun berkembang mengenai bau kentang tersebut. Mulai anak kecil yang meninggal membawa kentang, hingga bau kentang yang berasal dari Mr. P. Areal rumah kentang tersebut memang memiliki aura yang paling kuat diantara bangunan - bangunan lainnya. Menurut pengakuan orang yang memiliki sixth sense, di areal rumah kentang tersebut memang dihuni oleh makhluk dari berbagai bentuk.
Perjalanan kembali berlanjut ke sebuah sekolah yang juga merupakan peninggalan dari zaman kolonial Belanda. Kisahnya di tempat ini banyak orang Belanda yang disekap pada ruangan yang kecil hingga banyak dari tentara tersebut yang meninggal di sana. Saat ini, sering terdengar suara teriakan, jeritan dan tangisan dari sekolah tersebut.
Desatinasi berikutnya adalah Patung Pastur. Patung tersebut dibangun oleh Belanda untuk menghargai jasa sang Pastur karena telah sukses menyebarkan agama Nasrani di daerah Sumatera. Pastur tersebut kenudian kembali ditugaskan untuk misi penyebara agama ke daerah Jawa Timur, namun pesawat yang ditumpanginya jatuh di daerah Bandung. Sehingga pemerintah Belanda membangun patungnya di Bandung. Menurut cerita yang berkembang di masyarakat, kepala Patung Pastur tersebut akan menoleh mengikuti orang melintas di dekatnya.
Tempat terakhir yang dikunjungi adalah sebuah rumah di jalan Bahureksa No. 15. Kisah yang terjadi di rumah ini rupa telah diangkat ke layar lebar denngan judul "Hantu Ambulace". Kisah yang ada tentu sama dengan apa yang dikisahkan pada film tersebut. Dimana seluruh penghuni rumah tewas terbunuh dan Ambuance yang membawa keluarga tersebut ke rumah sakit mengalami kecelakaan di perjalanan menuju rumah sakit. Meski ambulance sudah dipindahkan ke rumah sakit, namun ambulance tersebut kembali muncul dengan sendirinya di depan rumah nomor 15 di jalan Bahureksa. Beberapa tahun lalu, rumah tersebut sempat dijadikan distro dan ambulancenya pun di cat sedemikian rupa. Namun, distro tersebut rupanya tidak bertahan lama. Dan jadilah rumah hantu ambulance dengan kisah mistisnya seperti yang terlihat sekarang.



Itulah beberapa tempat yang sering dikujungi dengan berbagai kisahnya ketika mengikuti wisata Urban Legend. Tempat - tempat tersebut beserta berbagai ceritanya, rupanya juga telah diangkat ke dalam sebuah wahana yang bernama "Dunia Lain" yang terdapat di Trans Studio Bandung. So guys, you have two choices! Mau langsug melihat tempat aslinya atau melihat replikanya? Atau ingin membandingkan keduanya? That's your own decision. Yang pasti guys, Bandung bukan hanya kota mode atau sekedar wisata belanja, tapi dibalik itu Bandung memiliki seribu kisah dan berbagai daya tarik wisata yang mampu memikat setiap insan yang mengunjunginya. :)

Sukariyanto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Gunung Payung

GUNUNG PAYUNG

Gunung Payung merupakan nama sebuah pura dan juga pantai yang terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali. Letak dari pantai ini tidak jauh dari kawasan pariwisata BTDC Nusa Dua Bali dan hanya berjarak sekitar 1 km dari kampus Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali. Hanya dengan membayar karcis parkir Rp. 2000 saja, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang begitu memukau. Dapat dikatakan, Gunung Payung merupakan pantai terindah di areal Nusa Dua.
Lokasinya yang berada di sisi selatan kaki pulau Bali, membuat konfigurasi lahannya berupa tebing yang curam, seperti halnya di Pura Uluwatu. Untuk dapat mencapai pantainya, pengunjung harus menuruni sekitar 300 buah anak tangga. Meski begitu, rasa lelah yang ada akan terobati oleh indahnya lereng bukit Gunung Payung dengan pantai berpasir putih di bagian bawahnya.
Pantai ini tidak seramai Uluwatu atau pantai lainnya yang setiap harinya bisa dikunjungi hingga ribuan wisatawan. Pantai Gunung Payung merupakan pantai yang sangat tepat dijadikan tempat untuk menenangkan diri dan merefresh pikiran yang penat. Yang ada di sini hanyalah beberapa orang petani rumput laut dan terkadang juga ada beberapa orang yang memancing. Sedangkan untuk wisatawan biasanya tidak lebih dari 50 orang perharinya.
Pantai berpasir putih ini terkadang juga dijadikan tempat untuk bermain surfing. Namun tergantung kondisi ombak. Pantai ini lebih cocok dijadikan tempat untuk berenang. Karena ombaknya cukup jauh ketengah, sehingga air laut yang mencapai pantai tidak terlalu bergelombang.




By :  Sukariyanto
Photo by : Sukariyanto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kabupaten Badung

Kabupaten Badung

Kabupaten Badung merupakan salah satu kapubaten di Bali dengan PAD terbesar. Pariwisata Bali terpusat di kabupaten ini khususnya di bagian selatan seperti Kuta, Jimbaran dan Nusa Dua. Badung bagian selatan berkembang sebagai tempat penyelenggaraan berbagai kegitanan wisata maupun MICE. Sedangkan Badung bagian utara kemudian didesign sebagai daerah penyangga pariwisata. Kabupaten Badung memiliki begitu banyak daya tarik wisata. Beberapa yang terkenal antara lain:

Pantai Kuta



Belum ke Bali kalau belum ke Kuta. Mungkin kalimat itu sering terlintas di benak wisatwan yang berkunjung ke Bali. Bagai mana tidak, daerah ini merupakan sebuah tujuan wisata turis mancanegara, dan telah menjadi objek wisata andalan Pulau Bali sejak awal 70-an.
Sunset merupakan daya tarik utama pantai ini. Sembari sunbathing menikmati indahnya sunset, pengunjung dapat menikmati berbagai produk yang ditarwarkan pedagang di pinggir panatai, seperti massage, kepang rambut, nail art hingga tattoo. Pengunjung juga dapat melakukan aktivitas lain seperti surfing, berenang, bermain bola atau pun bermain volley.
Tak jauh dari pantai juga terdapat pusat perbelanjaan “Beachwalk”, hotel, restaurant hingga bar dan night club. Pokoknya pantai ini all inclusive dah.

Teluk Jimbaran



Merupakan sebuah teluk yang terletak persis di selatan landasan pacu Bandara Ngurah Rai. Teluk ini meliputi Pantai Jimabaran dan Pantai Kedonganan yang tersohor dengan hidangan seafoodnya. Jimbaran dan Kedonganan memang terkenal dengan hidangan lautnya sejak puluhan tahun lalu.
Menikmati hidangan seafood di atas pantai berpasir putih sembari menikmati pemandangan alam yang indah dengan sunset, perahu nelayan, hingga pesawat yang hendak mendarat merupakan suasana khas pesisir Jimabaran.
Kedonganan dahulunya memang terkesan kumuh dengan banyaknya caf̩ Рcaf̩ liar yang berjejer di pinggir pantai. Namun kini, setelah ditata oleh BPKP2K pantai ini menjadi terlihat rapi dan bersih. Pengunjungpun akan merasa sangat nyaman saat menikmati hidangan khas jimbaran tanpa gangguan pedangang asongan ataupun pencemaran lingkungan.

Nusa Dua



Nusa Dua merupakan kawasan perhotelan yang diklola oleh PT.BTDC. selain sebagai pusat perhotelatn, Nusa dua juga dikenal sebagai pusat MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) di Bali. Sebagian besar hotel di lingkungan Nusa Dua berkualifikasi *5. Berbagai perhelatan besar kelas dunia juga telah dilaksanakan di Nusa Dua seperti KTT ASEAN, KTT APEC, Democracy Forum, Miss World, World Culture Forum dll.
Di sisi lain, Nusa Dua juga memiliki pantai berpasir putih nan indah, di sini juga tedapat 2 buah pulau yang menjadi cikal bakal nama Nusa Dua. Salah satu pulau diantaranya yang bernama Pulau Peninsula juga memiliki atraksi yang unik yaitu “Water Blow”. Pulau ini juga sering dijadikan tempat pertunjukan seperti Nusa Dua Fiesta yang rutin digelar setiap tahunnya.

Tanjung Benoa



Tepat berada di bagian utara Nusa Dua, tanjung benoa merupakan pusat watersport di Bali. Daerah ini menawarkan begitu banyak pilihan watersport, seperti Banana Boat, Flaying Fish, Parasailing, jet ski, dll. Dikawasan ini juga terdapat banyak resort hotel dan restaurant. Dari Tanjung Benoa, juga dapat melihat atifitas pelabuhan Benoa.

Uluwatu


Satu lagi daya tarik wisata unik yang tak dapat dijumpai di tempat lain. Uluwatu merupakan sebuah pura yang terletak di atas tebing curam. Pura ini konon dibangun olah seorang pendeta yang berama Dang Hyang Nirartha yang kemudian mencapai moksa di tempat ini.
Pura Luhur Uluwatu akan semaki terlihat indah ritatkala senja menjelang. Pura di atas tebing dengan latar belaang sunset dan Samudra Indonesia ini mempu memukau semua wisatawan yang berkunjung kesana. Ditambah lagi dengan atrksi tari kecak membuat wistawan semakin betah berwisata di tempat ini. Namun, harus hati – hati. Jagalah barang bawaan anda dengan baik. Karena kalau sampai lengah, barang bawaan anda bias diambil oleh  kera – kera yang menghuni daerah tersebut.

Taman Ayun


Pura Taman Ayun dibangun pada tahun 1634 oleh raja pertama kerajaan Mengwi yang bernama  I Gusti Agung Ngurah Made Agung. Pura dengan taman yang indah ini pada tahun 2002 diusulkan oleh Pemda Bali kepada UNESCO untuk dimasukkan dalam World Heritage List. Pura Taman Ayun telah mengalami beberapa kali perbaikan.
Uniknya Pura ini dikelilingi oleh kolam yang cukup luas. Di bagian utama pura (Utama Mandala) terdapat banyak pelinggih atau bangunan suci yang berjejer rapi. Mulai dari atap yang bertumpuk 2, 3, 5, 7, 9, hingga 11 yang dalam bahasa Bali disebut Meru.

Air Terjun Nungnung



Air Terjun Nungnung memiliki ketinggian sekitar 70 meter dengan debit air yang cukup besar.  Air terjun ini dikelilingi pepohonan yang hijau sehingga membuat suasana disekitarnya sejuk dan segar. Berjarak sekitar 45 km ke utara dari Denpasar tepatnya di Desa Plaga, Kecamatan Petang Kabupaten Badung, tak jauh dari Jembatan Tukad Bangkung (Jembatan Plaga).
Untuk mencapai dasar air terjun dari tempat parkir perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuruni ratusan anak tangga yang sangat curam sepanjang kurang lebih 2 km melewati lembah. Diperlukan ekstra kehati-hatian sewaktu menuruni anak tangga ini karena cukup curam dan licin meskipun anak tangga tersebut sudah dibeton.

Di tengah – tangeh perjalanan melewati anak tangga juga disedikan beberapa bale bengong (gazebo) yang bias digunakan untuk beristirahat melepas lelah. Rasa lelah setelah melewati anak tangga pun akan terbayar ketika sampai di air terjun Nungnung yang begitu indah dengan udaranya yang sangat segar.

Selain yang telah disebutkan di atas, Kabupaten Badung masih memiliki banyak daya tarik wisata lainnya seperti : Sangeh, Pantai Padang - Padang, Pantai Pandawa, Pantai Suluban, Pantai Petitenget, Garuda Wisnu Kencana, Waterbom Bali, Monumen Bom Bali, dll.

Gambar by Google

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jalan Tol Bali Mandara

Jalan Tol Baru, Pengguna Masih Bingung

            Setelah diresmikan Senin, 23 September dan dibuka untuk umum Selasa 24 September, masyarakat Bali akhirnya dapat menikmati jalan tol pertama di pulau tersebut. Jalan tol yang menelan dana hingga 2 triliun rupiah itu dibangun di atas perairan selat Badung sepanjang 12 km yang menghubungkan Nusa Dua, Bandara Ngurah Rai dan Pelabuhan Benoa dan seluruhnya dikerjakan oleh anak bangsa dan selesai tepat pada waktunya.

            Pada hari pertama pembukaan jalan tol yang bernama Jalan Tol Bali Mandara tersebut, terlihat antusiasme masyarakat yang ingin merasakan pengalaman melintas di atas perairan. Hal ini terlihat dari antrean kendaraan di pintu tol Nusa Dua menjelang sore tadi. Pemerintah memang tidak mengenakan tariff tol selama 7 hari pertama yaitu sampai dengan tanggal 30 September 2013. Hal ini agaknya dimanfaatkan oleh masyarakat yang ingin merasakan pengalaman berkendara di jalan tol di atas perairan tersebut.
            Di hari pertama pembukaan jalan tol untuk umum, terlihat masih banyak pengguna jalan yang masih bungung dengan jalur yang akan dilalui. Hal ini kebanyakan dialami oleh pengguna sepeda motor. Berbeda dengan jalur mobil yang cukup luas dengan rambu lalu - lintas yang jelas, jalur sepeda motor terbilang cukup sempit, rambu lalu – lintaspun cukup kecil. Sehingga agak sulit bagi pengguna sepeda motor melihatnya dari jauh dan mengambil ancang – ancang akan berbelok atau lurus.
            Rambu – rambu terutama di lingkar tol (pertemuan jalan tol dari arah Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa) untuk jalur sepeda motor memang sulit dilihat dari jauh, tidak seperti rambu – rambu yang disediakan untuk jalur mobil. Rambu – rambu tersebut baru terlihat beberapa meter sebelum mencapai persimpangan. Hal inilah yang membuat pengemudi sepeda motor tidak dapat mengambil ancang – ancang dan sering berbelok ke jalur yang salah dan harus berputar kembali. Ketika pengguna sepeda motor berputar kembali inilah yang dapat saja menimbulkan kecelakaan.
Jadi bagi anda yang akan melintas di Jalan Tol Bali Mandara diharapkan agar :
-          Memperhatikan kondisi kendaraan, terutama bahan bakar. Patikan bahan bakar anda cukup untuk melintas di sepanjang jalan tol.
-          Menyiapkan uang yang akan digunakan untuk membayar tol (setelah tanggal 30 September 2013) yaitu Rp. 4000 untuk sepeda motor dan Rp. 10.000 untuk mobil
-          Bila anda menggunakan sepeda motor, ada baiknya untuk menggunakan jaket karena anginnya cukup kencang.

-          Berhati – hatilah dalam berkendara dan perhatikan rambu – rambu lalu – lintas yang ada.


Sukariyanto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

GEOPARK & DMO Batur - Kintamani

GEOPARK & DMO
Batur - Kintamani

          Kintamani. Sebuah nama yang telah tersohor dari zaman penjajahan Belanda. Nama Bali, khususnya Kintamani mulai dikenal di kancah internasional pada tahun 1912, lewat sebuah buku yang ditulis oleh seorang dokter muda asal Jerman yang bernama Gregor Karuse dengan bukunya yang berjudul Bali 1912. Buku inilah yang dikatakan “membidani” lahirnya pariwisata Bali.
            Meskipun sisi kecantikan wanita Bali menjadi perhatian utama, Gregor Krause membahas semua aspek kehidupan masyarakat Bali dalam buku tersebut. Mulai dari keseharian masyarakat, tradisi Hindu, upacara di Pura, masyarakat desa, pertanian, Ngaben hingga keramahan para punggawa Bali bahkan kepada tawanan perang.
            Well guys, back to the topic. Nah dari buku itulah kecantikan alam kintamani mulai dikenal oleh bangsa Eropa. Yang menjadi main attraction di Kintamani itu sendiri adalah Gunung & Danau Batur, Sunrise dan juga Anjing Kintamani. Gunung Batur sendiri tepat berada di sisi danau Batur. Gunung Batur memiliki ketinggian sekitar 1.717 mdpl yang telah meletus sebanyak 30 kali tercatat dari tahun 1804 – 2000. Letusan yang terbesar tercatat pada tanggal 2 Agustus dan berakhir 21 September 1926 yang menelan banyak korban jiwa dan memusnahkan Pura Ulun Danu Batur serta Desa Batur. Sedangkan letusan terakhirnya terjadi pada tahun 2000. Hingga saat ini Gunung Batur masih berstatus aktif.


            Letusan tersebut kemudian membentuk kaldera dan meninggalkan hasil letusan yang tak ternilai harganya. Hal ini lah yang mendasari dimasukkannya Gunung Batur ke dalam GGN (Global Geopark Network). Menurut professor Nakada, terdapat tiga unsur utama yang menjadikan geopark bertahan sebagai geopark. Yaitu : 1. Tidak adanya perubahan terhadap landscape terus menerus karena ulah manusia. 2. Geopark tersebut harus berperan menjadi sumber pembelajaran dan penegtahuan bagi masyarakat di sekitarnya mengenai gunung api dan atau yang lain baik yang membahayakan ataupun yang bermanfaat bagi masyarakat tersebut. 3. Peranannya sebagai atraksi wisata.  Untuk kriteria yang yang kedua sendiri, yakni sebagai  sumber pembelajaran dan penegtahuan bagi masyarakat, di Kintamani telah dibangun sebuah museum yang menyimpan berbagai peninggalan letusan Gunung Batur yang bernama Museum Gunung Batur.
Profesor Nakada menambahkan,  faktor ekonomi merupakan salah satu tantangan berat, agar status sebuah geopark tetap bertahan dalam GGN. Hal ini terutama terjadi pada geopark yang menjadi sumber perekonomian bagian masyarakat sekitar, yang memanfaatkan galian di sekitar lokasi geosite. Hal inilah yang juga terjadi pada Geopark Batur yang telah menjadi tempat galian batu dan pasir (galian C) semenjak puluhan tahun lalu.
Untuk membangun kembali pariwisata di Kintamani yang pernah meredup serta untuk mempertemukan seluruh stakeholders di Kintamani agar terjadi kata “sepakat” dalam pengembangan Kintamani tersebut, maka dibentuklah Destination Management Organization (DMO) Batur – Kintamani.
DMO inilah yang kemudian menjadi katalisator bagi seluruh stakeholders di Kintamani, mulai dari Pemerintah, Swasta serta Masyarakat agar menemukan kata “sepakat” untuk pengembangan kawasan pariwisata kintamani kedepannya. DMO Batur Kintamani merupakan salah satu dari 15 DMO yang ada di Indonesia yang wilayah kerjanya meliputi 15 desa yang terdapat di Kecamatan Kintamani. Masing – masing desa kemudian dibuatkan Lokal Walking Group (LWG), yang totalnya terdapat 15 LWG dengan nama Wingkang Ranu. Dari 15 LWG tersebut, kemudian dibagi lagi menjadi 5 kelompok dimana setiap kelompok beranggoatakan 3 LWG. Kelompok tersebut antara lain :
1.      Batur Kalanganyar (Desa Batur Utara, Batur Tengah dan Batur Selatan).
2.      Singamandawa (Desa Kintamani, Desa Sukawana dan Desa Pinggan).
3.      Ulundanu Muncar (Desa Songan A, Songan B dan Desa Blandingan).
4.      Manuk Jambe Tarumenyan (Desa Trunyan, Desa Kedisan dan Desa Buahan).
5.      Abang Erawang (Desa Abang Songan,  Abang Batu Dinding dan Desa Suter).

LWG tersebut bertugas untuk menggali potensi wisata yang terdapat di desanya masing – masing. DMO yang dibantu oleh LWG terebut juga melakukan penyuluhan mengenai pengembangan pariwisata di Kintamani termasuk status Gunung Batur yang telah menjadi anggota GGN. Dengan pendekatan bottom – up, yakni dari masyrakat yang diteruskan ke penentu kebijakan, diharapkan DMO tersebut dapat memfasilitasi masyarakat untuk menyampaikan hambatan ataupun keluhan yang terjadi di lapangan ke pada penentu kebijakan serta sebaliknya. Hingga akhirnya seluruh stakeholders bertemu pada satu titik untuk pengembangan pariwisata di Kintamani yang lebih baik.




By : Sukariyanto
Picture by : Google, Presentasi Geopark Batur
Inspired by : Wingkang Ranu Kintamani edisi April 2013

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


OGOH - OGOH

     Nyepi udah makin deket guys. Nah, salah satu tradisi masyarakat Hindu Bali menjelang Nyepi adalah  membuat Ogoh – Ogoh. Ogoh – Ogoh sendiri merupakan boneka raksasa yang pada awal kemunculannya kerangka Ogoh – Ogoh tersebut dibuat dari kayu yang kemudian dibuat bentuk dengan anyaman bambu. Namun seiring perkembangannya, kini Ogoh – Ogoh lebih banyak dibuat dengan kerangka besi. Tujuannya sudah barang tentu agar lebih kuat dan bisa dipakai berkali – kali. Besi tersebut kemudian dilapisi Styrofoam yang telah dibentuk sesuai dengan karakter Ogoh – Ogoh yang akan dibuat. Ogoh – Ogoh kemudian dihias dengan kain dan berbagai pernak – perniknya yang juga ditambah dengan lampu – lampu yang akan menghiasinya ketika malam tiba.

     Ogoh – Ogoh dibuat untuk melambangkan Buta Kala (kekuatan negatif). Pada umumnya bentuk Ogoh – Ogoh diambil dari cerita pewayangan guys. Terutama karakter yang jahat (melambangkan kekuatan negatif). Selain karakter tertentu, Ogoh – Ogoh juga sering dibuat dengan memadukan beberapa karakter. Seperti Dewi Sinta yang diculik oleh Rahwana. Jadi dalam satu Ogoh – Ogoh terdapat lebih dari satu karakter. Tak jarang, dalam pementasannya, selain diiringi dengan Gamelan Baleganjur juga disisipkan fragmen tari dan mololog yang mengisahkan cerita tentang Ogoh – Ogoh tersebut.


     Ogoh – Ogoh dipentaskan sehari sebelum hari raya Nyepi, atau yang disebut dengan hari Pengrupuk. Pementasan biasanya dimulai ketika sore hari guys. Masyarakat Bali percaya bahwa Buta Kala biasanya keluar ketika petang atau peralihan dari siang (sore) ke malam. Nah, hari Pengrupuk itu dipercaya sebagai hari yang paling angker. Maka dari itulah, masayarakat Hindu Bali melakukan “Pecaruan” atau penyucian alam semesta dengan sesajen yang paling besar pada hari Pengrupuk yang jatuh pada bulan ke Sembilan di banding bulan – bulan lainnya guys. Setelah diarak keliling desa, Ogoh – Ogoh kemudian dibakar sebagai simbolis bahwa Buta Kala telah diusir. Nah diharapkan dengan dilakukannya upacara “Pecaruan atau Tawur Agung Kesanga” dan dibakarnya Ogoh-Ogoh tersebut, diharapkan hari raya Nyepi dan hari – hari berikutnya bisa dijalankan dengan baik tanpa ada gangguan atau halangan yang berarti.

     Sebenarnya Ogoh – Ogoh bukannlah suatu keharusan ketika merayakan hari raya Nyepi. Pasalnya, Ogoh –  Ogoh baru ada beberapa puluh tahun belakangan yang merupakan kreatifitas dari generasi muda. Ogoh – Ogoh kemudian dimaknai sebagai simbolis dari Buta Kala seperti yang sudah saya jelaskan di atas. Dilihat dari sisi seni dan kreatifitas, maka Ogoh – Ogoh dianggap perlu sebagai sarana untuk menyalurkan kreatifitas generasi muda dan menjauhkkannya dari hal – hal negatif seperti mabuk – mabukan atau berinteraksi dengan narkoba. Dengan demikian Ogoh – Ogoh terus berkembang hingga saat ini. Bahkan, kreatifitas generasi muda terus berkembang. Ogoh – Ogoh tidak hanya mengambil karakter dari cerita pewayangan, melainkan cerita dari kehidupan nyata. Seperti yang banyak dibuat, yaitu Ohoh – Ogoh Koruptor Indonesia. Meski tidak mengambil karakter tokoh pewayangan, Ogoh – Ogoh tersebut tetap memiliki nilai estetika yang tinggi guys. Dan yang paling penting, tetap pada pakemnya yaitu melambangkan kekuatan negatif.



Akhir kata, Selamat Hari Raya Nyepi bagi anda yang merayaknnya J

By : Sukariyanto
Pictures by Google

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS


Tenganan Pegringsingan


     Terletak di antara perbukitan sekitar 76 Km dari Denpasar, tepatnya di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Tenganan Pegringsingan merupakan sebuah desa wisata yang masih mempertahankan keaslian budayanya. Meskipun Bali telah mengalami modernisasi dan sudah begitu banyak budaya asing yang masuk, Desa Tenganan Pegringsingan masih tetap bertahan dengan kesederhanaannya. Masyarakat desa tersebut merupakan masyarakat Bali Asli atau Bali Aga. Berbeda dengan masyarakat Hindu Bali pada umumnya yang merupakan keturunan dari Kerjaan Majapahit.

     Masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan masih tetap memegang teguh tradisi dan hukum adat (awig – awig)nya. Dengan cara itulah mereka masih bisa tetap bertahan dengan kesederhanaannya di tengah modernisasi yang telah melanda daerah – daerah di sekitarnya. Aktivitas masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan merupakan daya tarik utama bagi wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut. Kegiatan yang biasa mereka lakukan seperti membuat kain tenun ikat Gringsing yang merupakan kain khas Desa Tenganan. Selain itu, beberapa di antranya juga membuat lukisan yang dilukis pada daun lontar, lukisan telur dan pembuat topeng.


     Desa Tenganan Pegringsingan juga sangat terkenal dengan tradisinya yaitu Mekare – Kare atau yang juga dikenal dengan perang pandan. Tradisi ini merupakan tradisi tahunan yang dilaksakan setiap Purnama Sasih Kelima (Hari Purnama pada bulan ke lima tahun Caka), yang jatuh sekitar bulan November. Dengan senjata seikat pandan berduri dan pelindung sebuah tameng, peserta perang pandan akan mendekati lawan berusaha memeluk dan menggosokkan pandan berduri tersebut ke punggung lawan. Meskipun kulit smapai terluka, namun tidak ada rasa marah ataupun dendam dalam menjalankan tradisi tersebut. Setelah prosesi perang pandan usai, seluruh peserta akan diajak makan bersama atau yang juga disebut Megibung.


     Meskipun pariwisata sudah berkembang di Desa Tenganan Pegringsingan, namun penataan fisik desa tersebut masih tetap dipertahankan sesuai dengan hukum adat yang berlaku. Tidak ada penambahan fasilitas pariwisata apapun kecuali toilet umum. Untuk fasilitas pariwisata seperti akomodasi dan restaurant, maka lokasi yang paling dekat dari desa tersebut terletak di Kawasan Candi Dasa. Bahkan jika ingin menginap di desa tersebut, tidaklah mudah. Jika ingin menginap di desa tersebut, harus memiliki kerabat yang merupakan penduduk asli Desa Tenganan Pegringsingan itupun harus melapor pada aparat desa.

     Struktur pembagian tata ruang desa mengikuti konsep Tapak Dara yakni pertemuan antara arah angin kaja-kelod (utara-selatan) yang merupakan simbol segara-gunung (laut-gunung) dan arah matahari kangin-kauh (timur-barat). Pertemuan kedua arah itu dipersepsikan sebagai perputaran nemu gelang (seperti lingkaran) dengan porosnya berada di tengah-tengah. Orang Desa Tenganan Pegringsingan mengenalnya dengan istilah maulu ke tengah atau berorientasi ke tengah-tengah yang menyimpan makna mencapai keseimbangan melalui penyatuan bhuwana alit (manusia dan pekarangan manusia) dengan bhuwana agung (pekarangan desa). Selain konsep Tapak Dara, Desa Tenganan Pegringsingan juga menyimpan konsep tata runag yang unik lainnya. Perkampungan dikelilingi tembok seperti benteng pertahanan. Lawangan atau pintu masuk desa berada di keempat penjuru. Orang Desa Tenganan Pegringsingan menyebut konsep tata ruang dari desanya itu sebagai konsep Jaga Satru (berjaga dari serangan musuh).


     Bila kita lihat dari sisi marketing, Desa Tenganan Pegringsingan merupakan sebuah desatinasi wisata yang menerapkan konsep product oriented. Dimana wisatawan yang mengunjungi desa tersebut karena keunikan yang dimilikinya. Desa Tenganan Pegringsingan sama sekali tidak melakukan aktivitas promosi ataupun segmentasi pasar. Melainkan pengunjunglah yang secara tidak langsung membantu kegiatan promosi tersebut. Bahkan untuk memasuki desa tersebut, wisatawan tidak dimintai sejumlah nominal tertentu melainkan hanya sumbangan suka rela saja.

     Jadi bagi anda yang ingin merasakan atmosphere kehidupan Bali tahun 1980 an, silakan mengunjungi  Desa tradisional Tenganan Pegringsingan J

Sukariyanto
Photos by google

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS