Tenganan Pegringsingan
Terletak di antara perbukitan
sekitar 76 Km dari Denpasar, tepatnya di Kecamatan Manggis, Kabupaten
Karangasem. Tenganan Pegringsingan merupakan sebuah desa wisata yang masih
mempertahankan keaslian budayanya. Meskipun Bali telah mengalami modernisasi
dan sudah begitu banyak budaya asing yang masuk, Desa Tenganan Pegringsingan
masih tetap bertahan dengan kesederhanaannya. Masyarakat desa tersebut
merupakan masyarakat Bali Asli atau Bali Aga. Berbeda dengan masyarakat Hindu
Bali pada umumnya yang merupakan keturunan dari Kerjaan Majapahit.
Masyarakat Desa Tenganan
Pegringsingan masih tetap memegang teguh tradisi dan hukum adat (awig – awig)nya.
Dengan cara itulah mereka masih bisa tetap bertahan dengan kesederhanaannya di
tengah modernisasi yang telah melanda daerah – daerah di sekitarnya. Aktivitas
masyarakat Desa Tenganan Pegringsingan merupakan daya tarik utama bagi wisatawan
yang berkunjung ke desa tersebut. Kegiatan yang biasa mereka lakukan seperti
membuat kain tenun ikat Gringsing yang merupakan kain khas Desa Tenganan. Selain
itu, beberapa di antranya juga membuat lukisan yang dilukis pada daun lontar,
lukisan telur dan pembuat topeng.
Desa Tenganan Pegringsingan juga
sangat terkenal dengan tradisinya yaitu Mekare – Kare atau yang juga dikenal
dengan perang pandan. Tradisi ini merupakan tradisi tahunan yang dilaksakan
setiap Purnama Sasih Kelima (Hari Purnama pada bulan ke lima tahun Caka), yang jatuh
sekitar bulan November. Dengan senjata seikat pandan berduri dan pelindung sebuah tameng, peserta perang pandan akan mendekati lawan berusaha memeluk dan menggosokkan pandan berduri tersebut ke punggung lawan. Meskipun kulit smapai terluka, namun tidak ada rasa marah ataupun dendam dalam menjalankan tradisi tersebut. Setelah prosesi perang pandan usai, seluruh peserta akan diajak makan bersama atau yang juga disebut Megibung.
Meskipun pariwisata sudah
berkembang di Desa Tenganan Pegringsingan, namun penataan fisik desa tersebut
masih tetap dipertahankan sesuai dengan hukum adat yang berlaku. Tidak ada
penambahan fasilitas pariwisata apapun kecuali toilet umum. Untuk fasilitas
pariwisata seperti akomodasi dan restaurant, maka lokasi yang paling dekat dari
desa tersebut terletak di Kawasan Candi Dasa. Bahkan jika ingin menginap di
desa tersebut, tidaklah mudah. Jika ingin menginap di desa tersebut, harus
memiliki kerabat yang merupakan penduduk asli Desa Tenganan Pegringsingan
itupun harus melapor pada aparat desa.
Struktur pembagian tata ruang
desa mengikuti konsep Tapak Dara yakni pertemuan antara arah angin kaja-kelod
(utara-selatan) yang merupakan simbol segara-gunung (laut-gunung) dan arah
matahari kangin-kauh (timur-barat). Pertemuan kedua arah itu dipersepsikan
sebagai perputaran nemu gelang (seperti lingkaran) dengan porosnya berada di
tengah-tengah. Orang Desa Tenganan Pegringsingan mengenalnya dengan istilah
maulu ke tengah atau berorientasi ke tengah-tengah yang menyimpan makna
mencapai keseimbangan melalui penyatuan bhuwana alit (manusia dan pekarangan
manusia) dengan bhuwana agung (pekarangan desa). Selain konsep Tapak Dara, Desa
Tenganan Pegringsingan juga menyimpan konsep tata runag yang unik lainnya.
Perkampungan dikelilingi tembok seperti benteng pertahanan. Lawangan atau pintu
masuk desa berada di keempat penjuru. Orang Desa Tenganan Pegringsingan
menyebut konsep tata ruang dari desanya itu sebagai konsep Jaga Satru (berjaga
dari serangan musuh).
Bila kita lihat dari sisi
marketing, Desa Tenganan Pegringsingan merupakan sebuah desatinasi wisata yang
menerapkan konsep product oriented. Dimana wisatawan yang mengunjungi desa
tersebut karena keunikan yang dimilikinya. Desa Tenganan Pegringsingan sama
sekali tidak melakukan aktivitas promosi ataupun segmentasi pasar. Melainkan pengunjunglah
yang secara tidak langsung membantu kegiatan promosi tersebut. Bahkan untuk
memasuki desa tersebut, wisatawan tidak dimintai sejumlah nominal tertentu
melainkan hanya sumbangan suka rela saja.
Jadi bagi anda yang ingin
merasakan atmosphere kehidupan Bali tahun 1980 an, silakan mengunjungi Desa tradisional Tenganan Pegringsingan J
Sukariyanto
Photos by google
0 comment(s):
Post a Comment