RSS

Yeh Gangga

Yeh Gangga merupakan nama sebuah pantai yang terletak di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, sekitar 10 km dari Kota Tabanan. Seperti halnya pantai pada umumnya di daerah Tabanan, pantai ini memiliki pasir yang berwarna hitam. Sekilas, pantai ini sama saja dengan pantai-pantai lainnya. Lalu apa yang menarik dari pantai Yeh Gangga?

Sejak dahulu pantai ini memang menjadi tempat rekreasi bagi masyarakat sekitar. Selain itu, masyarakat sekitar yang bermatapencaharian sebagai nelayan juga menjadikan pantai ini sebagai tepat berlabuh untuk perahu-perahu mereka serta melakukan berbagai aktivitas terkait matapencaharianya tersebut. Selain itu, Pantai Yeh Gangga juga menjadi tempat pelaksanaan upacara Melasti yang dilakukan setahun sekali dalam rangkaian Hari Raya Nyepi. Hingga saat ini aktivitas tersebut masih berlangsung seperti layaknya puluhan tahun lalu. Bahkan pengunjung pantai Yeh Gangga saat ini tidak hanya masyarakat sekitar, melainkan dari berbagai daerah.

Seiring dengan berkembangnya zaman, aktivitas di pantai inipun mengalami perkembangan. Olah raga selacar atau yang kita kenal dengan surfing pada awalnya merupakan olah raga yang dikenalkan oleh wisatawan asing. Namun dewasa ini, masyarakat lokal terutama genarasi muda di sekitar pantai ini juga telah mahir melakukan oleh raga tersebut. Pihak desa juga telah menyiapkan jogging track di sepanjang garis pantai untuk menunjang aktivitas masyarakat yang mana saat ini sudah semakin sadar akan pentingnya menjaga kebugaran. Dekat dengan aeral parkir juga tersedia warung-warung kecil yang menjual berbagai makan ringan.

Lalu uniquenessnya dimana?


Pantai ini memiliki sebuah batu karang yang cukup besar dengan lubang di tengah-tengahnya. Uniknya lubang batu karang tersebut berentuk menyerupai hati. Hal inilah yang menjadi ciri khas Pantai Yeh Gangga yang tidak akan bisa ditemukan di tempat lainnya. Batu karang ini akan semakin mempesona ritatkala sang surya mulai terbenam di ujung barat. 

https://www.flickr.com/photos/tropicaliving/

for more information just click the link below:
Explore Tabanan Ep. 2

one more thing!
don't ever take anything but pictures, and don't ever leave anything but footprints. be a good traveller :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pancoran Solas

Bali memiliki berbagai tradisi yang menjadikannya begitu unik bagi para wisatawan. Salah satu tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat Bali adalah “Melukat”. Melukat sendiri merupakan sebuah ritual pembersihan diri dari berbagai hal negatif. Istilah lain dari Melukat tersebut adalah ruwatan. Melukat biasanya dilakukan pada sumber air yang disucikan. Masyarakat Bali mengenal beberapa tempat melukat yang telah umum dikunjungi seperti Tirta Empul di Tampak Siring - Gianyar, Sebatu – Gianyar dan Tirta Sudamala – Bangli. Selain tiga tempat tersebut sejatinya masih banyak tempat melukat lain yang belum banyak diketahui oleh masyarakat Bali. Salah satunya terdapat di Kabupaten Tabanan yang bernama Pancoran Solas.


Pancoran Solas termasuk dalam wilayah administratif dari Desa Batannnyuh, Kecamatan Marga. Belum banyak masyarakat yang mengetahui keberadaan Pancoran Solas ini. Bagi yang baru pertama berkunjung mungkin agak susah menemukannya karena belum ada penunjuk arah ke tempat tersebut.

Untuk mencapai Pancoran Solas, pengunjung dapat menuju ke pasar Belayu. Dari pasar tersebut pengunjung dapat menuju ke arah utara melalui jalan Wisnu. Dengan menempuh jarak sekitar 1,5 km anda akan menjumpai sebuah bengkel las kecil di kanan jalan. Sebelah utara bengkel las tersebut terdapat sebuah jalan setapak kecil ke arah timur. Jalan tersebut dapat dilalui sebah mobil. Namun disarankan agar pengguna kendaraan roda 4 untuk memarkirkan kendaarannya di pinggir jalan utama karena tidak terdapat tempat parkir. Anda akan melalui jalan setapak tersebut dengan menempuh jarak sekitar 400 m. Di ujung jalan anda akan menemukan tangga turun menuju sungai. Namun, sebelum tangga tersebut anda akan menjumpai jalan tanah kecil ke utara. Jalan tanah inilah yang harus anda lalui, dengan berjalan kaki sekitar 250 m. Di ujung jalan tanah tersebut anda akan menemui sebuah gubuk beratapkan asbes dan sebelah utara gubuk tersebut jalan akan membelok ke arah kanan menuju sungai. Dari pinggir sungai akan terlihat Pancoran Solas yang berlokasi di seberang sungai tersebut.


Untuk melukat tentu anda harus menyeberang sungi terlebih dahulu. Air sungai ini sangat jernih, jadi anda dapat lebih mudah mengetahui kedalamannya. Kendati demikian anda tetap harus berhati-hati agar tidak terjadi hal-hal yng tidak diinginkan.


Kodisi Pancoran Solas masih sangat alami. Airnyapun begitu jernih dan sejuk. Seperti namanya tempat ini memang memiliki 11 pancuran dengan ketinggian yang bervariasi. Pada areal ini juga terdapat beberapa arca perwujudan Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana di tempat tersebut. Karena belum dikenal masyarakat membuat suasana di tempat ini begitu sunyi dan tanang. Bahkan pada saat hari sucipun, tempat ini tidak terlalu ramai. Mengingat Pancoran Solas merupakan tempat yang disucikan, maka pemedek seyogyanya selalu menjada kesucian pikiran, perkataan dan perbuatan.

Mari kita jaga alam kita agar tetap lestari sebagai warisan untuk generasi di masa depan. J

Untuk gambaran yang lebih jelas anda dapat menyaksikan video pada link berikut:

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS