RSS

Painemu Raja Ampat

      Ketika mendengar kata Raja Ampat, apa sih yang terbesit di benak anda? Bisa saja Papua, Diving, Snorkeling atau mungkin gugusan pulau karang yang indah. Lalu apakah anda pernah mendengar tentang Painemu? Atau Wayag?

     Well guys, gambar Raja Ampat yang sering kita lihat yaitu gugusan pulau-pulau karang yang indah itu terletak di Wayag guys. Jadi bisa dikatakan Wayag merupakan icon dari Raja Ampat itu sendiri. Namun untuk mencapai Wayag memerlukan waktu tempuh yang cukup lama. Ditambah lagi medan yang sulit dan terjal untuk mencapai puncaknya. Lalu, apa hubungan Wayang dan Painemu?

    Wayag dan Paiemu atau yang juga sering disebut Pianemo memiliki karakteristik yang sama. Bedanya gugusan pulau-pulau karang yang berada di Painemu tidak sebanyak di Wayag. Aksesibilitas di Painemu juga lebih mudah dari pada Wayag guys. Jadi Painemu bisa dikatakan miniatur Wayag guys.


     Memerlukan waktu sekitar 1-2 jam untuk dapat mencapai Painemu dari Pulau Mansuar dengan menggunakan kapal boat nelayan guys. Berbeda dengan Wayag yang harus mendaki batu karang terjal untuk mencapai puncaknya, Painemu kini telah difasilitasi dengan tangga kayu guys. Jadi tidak perlu susah-susah mendaki untuk mencapai puncak. Terdapat sekitar 300 anak tangga untuk mencapai puncak Painemu. Tapi gak usah khawatir sob, karena sepanjang perjalanan juga sudah disiapkan beberapa gazebo untuk beristiahat.

     Nah sesampainya di puncak, anda akan takjub menyaksikan keindahan ciptaan Yang Maha Kuasa. Hamparan lautan biru kehijauan yang luas disertai dengan gugusan pulu-pulau karang yang indah akan semakin memanjakan mata anda.



     But please guys, bagi anda yang berniat ke Painemu atau kemanapun anda akan berwisata, mohon untuk tetap menjaga kebersihan dan keamanan tempat tersebut guys. Jangan buang sampah sembarangan dan jangan membuat vandalism yaa. Be a good travelers guys! :D

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Raja Ampat, Another Paradise

Jika Pulau Bali selama ini dikanal dengan “Paradise Island”, maka destinasi yang satu ini pantas disebut sebagai “Another Paradise”. Yupz, apa lagi kalau bukan Raja Ampat. Sebuah surga yang terletak di bagian timur Indonesia.

Raja Ampat merupakan nama dari sebuah kabupaten dengan ibu kotanya yang bernama Waisai dan merupakan bagian dari wilayah Provinsi Papua Barat. Untuk dapat mencapai Raja Amapat anda bisa menggunakan pesawat dengan tujuan Bandara Dominique Edward Osok (SOQ) di Sorong. Dari bandara tersebut anda dapat menyewa taxi atau angkutan umum menuju pelabuhan Sorong yang tak jauh dari bandara. Dari pelabuhan tersebut anda dapat menyewa kapal cepat dengan tujuan Waisai dengan biaya Rp. 100.000 dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Namun anda harus mencari info mengenai waktu keberangkatan kapal terlebih dahulu, karena kapal cepat tersebut tidak ada setiap saat.

Sesampainya di Waisai, anda harus kembali mengarungi lautan untuk menuju ke salah satu pulau di Raja Ampat. Salah satu pulau yang memiliki banyak penginapan (home stay) adalah Pulau Mansuar. Membutuhkan waktu sekitar 30 menit sampai 1 jam untuk dapat mencapai pulau terebut dari Pelabuhan Waisai.

Salah satu penginapan di Pulau Mansuar

Dermaga di Pulau Mansuar

Seperti yang telah kita ketahui, Raja Ampat merupakan surga bahari dan dikatakan sebagai salah satu diving spot terbaik di dunia dengan keanekaragaman biota bawah lautnya. And it’s true guys! Alam bawah laut Raja Ampat memang begitu mempesona. Anda bahkan dapat melihat coral dari perahu tanpa harus menyelam ke laut. Tapi kalau cuma melihat dari perahu saja, tentu sensasinya kurang berasa dong yaa :D. Anda dapat melakukan aktivitas snorkeling ataupun diving agar dapat menikmati sensasi bawah laut Kepulauan Raja Ampat. Jika anda beruntung, anda juga dapat melihat Lumba - Lumba dan Pari Manta di perairan Raja Ampat tersebut.

Satu hal yang tak kalah pentingnya adalah sunblock sob! Mengingat posisi Raja Ampat yang dekat dengan Khatulistiwa membuat sinar matahari di daerah ini terasa begitu menyengat. Apa lagi aktivitas yang dialukan di Raja Ampat seharian berada di laut lepas. Jadi sunblock merupakan salah satu barang wajib kalau ke Raja Ampat guys.

Dari Pulau Mansuar anda dapat mengunjungi beberapa daya tarik wisata di Kepulauan Raja Ampat. Beberapa di antaranya seperti Pasir Timbul, Kampung Wisata Yenbuba, Pulau Arborek dan highlight dari Raja Ampat itu sendiri sob, apa lagi kalau bukan Painemu! Untuk lebih deatailnya akan saya bahas pada post artikel berikutnya :D, stay tuned yaaa J.

Highlight of Raja Ampat, Painemu

Berdasarkan survey kecil yang kami lakukan, wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat saat ini sebagian besar berasal dari Benua Eropa. Konon sih katanya mirip Bali tahun 80’an guys! Pariwisata di Raja Ampat memang baru berkembang. Jadi kondisi lingkungannya saat ini masih sangat alami. Wisatawan yang datangpun adalah orang – orang yang berjiwa petualang, suka tantangan dan yang paling penting adalah mereka peduli terhadap alam sob. Jadi bagi anda yang tidak suka tantangan, apa lagi tidak mencintai lingkungan, mungkin Raja Ampat bukan tempat yang cocok untuk anda :D. Karena anda tidak akan menemukan supermarket atau pusat perbelanjaan disini, warung aja susah kok :D

Alam Raja Ampat memang begitu memukau setiap mata yang melihatnya. Maka dari itu, sudah sepaututnya kita menjaga alam tersebut agar tetap lestari hingga ke generasi – generasi berikutnya. Ingat guys, “Jangan pernah mengambil apapun kecuali foto dan jangan pernah meninggalkan apapun kecuali jejak kaki”. Be a good traveler guys! :)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Earth's Pain


Earth’s Pain
Mari Sayangi Bumi Kita

Kita sering kali mendengar istilah “Climate Changes” dan juga “Global Warming” sebagai beberapa permasalahan yang dihadapi duia saat ini. Penyebabnya sudah dapat dipastikan adalah hasil dari berbagai akivitas yang dilakukan oleh manusia yang notabene tidak ramah lingkungan. Ironisnya, yang merasakan dampak dari ulah manusia tersebut tidak hanya manusia itu sendiri, melainkan semua makhluk hidup di bumi baik itu di daratan maupun di lautan.

Selain meningkatnya permukaan air laut karena es di kutu mencair dan meningkatnya suhu rata – rata air laut yang kemudian disebut global warming, ternyata tingkat keasaman air laut juga telah mengalami peningkatan yang berpengaruh besar terhadap ekosistem laut. Terutama organisme yang memproduksi oksigen untuk kehidupan di bumi ini. Penyebab dari meningkatnya keasaaman air laut ini terjadi akibat banyaknya emisi karbon yang terserap ke dalam air laut.

Selain di lautan, ternyata di daratpun tanah telah mengalami perubahan, hingga muncul istilah “Desertification” dimana tanah mengerig hingga berubah menjadi gurun. Hal ini telah terjadi di China dan Afrika. Desertification ini terjadi juga akibat dari ulah manusia yang tidak ramah terhadap lingkungan utamanya dari aktivitas illegal logging. Dimana tidak ada lagi pepohonan yang menyimpan air di tanah hingga akhirnya mongering dan menjadi gurun.


Begitu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membantu bumi kita agar dapat sembuh. Kita dapat memulainya dari hal – hal kecil seperti :
    - Melakukan penghijauan (perbanyak menanam pohon)
    - Membuang sampah pada tempatnya
    - Kurangi penggunaan AC
    - Kurangi penggunaan gas CFC (gas ini biasanya terdapat pada 
       parfum, obat anti serangga, dll)
    - Efisiensi penggunaan air
    - Efisiensi penggunaan energi 
    - Kurangi penggunaan plastik (setidaknya gunakan biodegradable plastic)

-          Gunakan kendaraan bermotor seperlunya


Kendati hal – hal tersebut terlihat remeh, namun bila setiap manusia di bumi melakukan hal tersebut, maka dampak yang akan dirasakan sangatlah besar untuk keberlangsungan kehidupan di bumi.  Manusia yang berbuat, sudah selayaknya manusia jugalah yang mempertanggungjawabkannya. Mari kita sayangi bumi kita :) 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Penilaian Wisatawan Terhadap Kebersihan di Bali

Penilaian Wisatawan Terhadap Kebersihan di Bali


Bali memang tak ada habisnya untuk dibahas, terutama dalam hal pariwisata. Bagai mana tidak, sampai saat ini, Bali masih menjadi destinasi wisata utama di Indonesia. Tak jarang Bali juga menjadi tuan rumah untuk berbagai perhelatan besar kelas dunia. Seperti Asean Beach Games, Asean Summit Meeting, KTT APEC 2013, World Culture Form dan masih banyak lagi perhelatan kelas dunia lainnya.

Namun di balik kecantikan Bali itu, ternyata terdapat bercak – bercak yang dapat menodai kecantikannya itu sendiri. Yupz, sampah. Masalah kebersihan seakan menjadi masalah klasik, tidak hanya di Bali tetapi hampir di seluruh wialayah Nusantara. Masyarakat Indonesia seakan tak peduli dan mengabaiakan kebersihan lingkungan. Padahal hal ini merupakan hal yang sangat krusial. Mulai dari pinggir jalan, sungai, hingga di tempat – tempat umum pun, pemandangan sampah yang berserakan seakan menjadi hal yang wajar dan biasa dipandang mata.

Tetapi bagaimana bila hal ini dilihat oleh wisatawan? Wisatawan mancanegara, terutama mereka yang berasal dari negara maju, tentu tidak dapat menganggap sampah – sampah yang berserakan di mana – mana seperti itu menjadi hal yang biasa. Faktanya, mereka menganggap kebersihan di Indnesia terutama di Bali yang merupakan tempat mereka untuk berlibur masih kurang bahkan sangat kurang.


Hal ini terbukti saat saya sendiri menjadi surveyor dari sebuah survey yang dilaksakan oleh Kementrian Pariwisata Republik Indonesia. Ketika wisatawan ditanya mengenyai “cleanliness” dari skala 1 hingga 5 jawaban mereka selalu 1 atau 2 (skala 1 = sangat kurang dan 5 = sangat baik). Mendapat nilai 3 saja masih susah apa lagi nilai 5?

Ini membuktikan bahwa standard kebersihan masyarakat Indonesia masih sangat kurang. Mereka mengatakan bahwa kebersihan di hotel tempat mereka menginap memang sudah bagus, tapi kebersihan di tempat umum sangatlah kurang.

Pemerintah Provinsi Bali sejatinya telah memiliki program Bali Clean and Green, tetapi bagaimana tindak lanjut dari program tersebut? Apa itu hanya sekedar program dan wacana tanpa ada akasi nyata? Program pemerintah akan menjadi sekedar program bila tidak didukung oleh masayraakatnya. Maka dari itu, mari bersama – sama untuk mulai melaksakan budaya bersih. Buanglah sampah pada tempatnya, jangan asal lempar kanan – lempar kiri! Mari besama – sama kita wujudkan Bali yang Clean and Green J



Sukariyanto

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bromo

Beautiful Bromo, Wonderful Indonesia

Bromo. Siapa yang tidak pernah mendengar nama Gunung yang satu ini? Yupz. Bromo merupakan nama sebuah Gunung yang terletak di Provinsi Jawa Timur, yang juga menjadi salah satu primadona pariwisata di Jawa Timur. Bromo memang tak pernah sepi oleh kunjungan wisatawan. Apa lagi dihari lubur, tak jarang wisatawan yang sampai tidak kebagian jeep.

Pesona kawasan Taman Nasional ini memang luar biasa, sehingga begitu banyak orang yang ingin mengunjunginya. Tak hanya wisatawan domestik, namun juga wisatawan mancanegara. Namun tak jarang wisatawan yang kekurangan informasi atau mendapat informasi yang salah. Nah, agar tidak “kena tipu” saya akan berbagai pengalaman saya berwisata ke Bromo yang baru saya lakukan pada bulan Agustus 2014.

Well guys, Bromo dapat dicapai melalui berbagai jalur. Namun jalur yang paling mudah yakni dari kota Probolinggo. Nah dari kota ini, anda dapat saja mencari angkutan umum atau ojek dengan waktu perjalanan sekitar 1 jam, atau paling lama 2 jam (tergantung kondisi di jalan) menuju ke Desa Ngadisari atau Cemoro Lawang. Di daerah tersebut anda akan menjumpai banyak penginapan (Home Stay) dengan kisaran harga 150.000 – 200.000 rupiah per malam. Namun, jika anda ingin penginapan yang nyaman, di dearah tersebut juga terdapat beberapa hostel. Yang pasti harganya pun juga akan lebih mahal.

Gunung Bromo Dari Cemoro Lawang

Nah, untuk melihat sunrise, bisanya perjalanan dimulai sekitar jam 4 pagi. Sunrise dapat dilihat dari Pananjakan dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari Cemoro Lawang. Dari Pananjakan inilah, kita dapat melihat Gunung Bromo, Gunung Batok, Gunung Semeru dan beberapa gunung lainnya dengan jelas. Semakin pagi berangkat, maka parkirpun akan semakin dekat dengan Puncak Pananjakan (View Point). Begitu juga sebaliknya, semaki siang berangkat maka akan semakin jauh berjalan menuju view point.

Pemandangan dari Puncak Pananjakan

Setelah melihat sunrise dari Pananjakan, kemudian dilanjutkan dengan mendaki Gunung Bromo. Mobil Jeep akan di parkir di Lautan Pasir dekat Dengan Pura Bromo. Nah dari tempat tersebut anda dapat berjalan kaki menuju puncak Gunung Bromo, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit hingga 1 jam (tergantung kecepatan anda). Dari puncak Gunung Bromo inilah anda dapat melihat kawah Gunung Bromo yang masih aktif. Dari tempat ini, anda juga dapat melihat pemandangan di sekitar Gunung Bromo yang menakjubkan.

Pemandangan dari puncak Gunung Bromo

Untuk menikmati hal tersebut anda dapat saja menyewa jeep dengan harga sekitar 100.000 hingga 150.000 rupiah perorang (1 jeep dapat diisi 6 orang wisatawan). Jangan lupa tiket masuknya :D. Tiket masuk ke kawasan wisata ini untuk wisatawan domestik adalah 27.500 rupiah / orang (weekdays) dan 37.500 rupiah / orang untuk weekend. Namun untuk wisatawan mancanegara harganya jauh lebih tinggi yakni 200.000an untuk weekdays dan 300.000an untuk weekend.

Selain menikmati sunrise di Puncak Pananjakan dan mendaki ke Puncak Gunung Bromo, anda juga dapat mengunjungi Bukit Teletubies dengan hamparan bukitnya yang hijau serta Pasir Berbisik di tengah gurun pasir. Untuk mencapai tempat tersebut anda dapat menggunakan jasa jeep ataupun ojek. Namun berjalan kaki masih sangat memungkinkan (stamina harus kuat :D). Untuk sewa ojek dari Cemoro Lawang, akan dipatok harga sekitar 50.000 rupiah untuk 1 tempat. Jika mengunjungi lebih dari 1 tempat, anda harus menambah biaya 25.000 per obyek / tempat yang ingin anda kunjungi.

Bukit Teletubies

Pasir Berbisik

Harga jeep, ojek ataupun penginapan dapat berubah sewaktu – waktu, terutama pada hari libur (High Season). Jangan lupa siapkan jaket tebal, sarung tangan, masker, atau obat – obatan pribadi anda. Satu hal yang juga penting adalah jangan lupa untuk menawar! Siapa tahu bisa dapat lebih murah :D

Itulah sepenggal pengalan yang saya dapat share kali ini. Jika anda perlu informasi yang lebih detail mengenai Bromo, anda dapat menguhungi salah satu tukang ojek yang saya jumpai ketika berwisata di Bromo berikut :

Puja : 085749854078

Wawan : 082330519753

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Puri Kerambitan

Puri Gede Kerambitan

            Sebelum menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah Nusantara memang merupakan wilayah kerajaan. Yang terdiri dari berbagai kerajaan dari Sabang hingga Merauke. Tak terkecuali di Pulau Bali, ada banyak kerajaan yang menguasai pulau yang sekarang dijuluki Pulau Dewata tersebut. Salah satu kerajaan yang terdapat di Bali yakni Puri Gede Kerambitan.
            Secara geografis Puri Gede Kerambitan terletak di wilayah Desa Kerambitan, Kecamatan Kerambitan Kabupaten Tabanan. Puri Gede Kerambitan terletak ± 4 km dari kota Kecamatan Kerambitan, ± 6 km dari Kota Tabanan, ± 40 km dari Denpasar, ± 38 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai, ± 42 km dari Pelabuhan Benoa dan sekitar 3 km dari akomodasi terdekat yang terdapat di Desa Kelating.
            Puri dalam bahasa Bali berarti kerajaan. Jadi Puri Gede Kerambitan merupakan nama dari sebuah kerajaan yang berlokasi di daerah Kerambitan. Lokasi Puri tersebut berada di pinggir jalan yang berseberangan dengan pasar tradisional Kerambitan.
            Bila dilihat dari sisi sejarah, puri ini pada mulanya merupakan hadiah dari Raja Tabanan. Beliau menganugerahkan sebuah puri namun dengan satu syarat. Puri tersebut harus dibangun di dearah yang menyemburkan asap. Setelah di cari – cari, akhirnya terlihatlah asap yang menyembur dari dalam tanah. Di sekeliling asap tersebut banyak terdapat pohon “Kara” yaitu jenis kacang – kacangan karena pada saat itu memang musimnya. Hal inilah yang menjadi asal mula dari nama Kerambitan yang terdiri dari dua kata yaitu Kara dan Embitan. Di mana “Kara” merupakan nama kacang-kacangan yang tumbuh di sekitar asap tersebut dan “Embitan” berarti musim. Dari dua kata itulah kemuadian muncul kata Kerambitan yang menjadi nama dearah tersebut hingga sekarang.
            Tanah yang mengeluarkan asap tersebut kemudian digali hingga terlihat sebuah patung yang tertanam. Patung tersebut kemudian diberi nama “Jero Dukuh”. Di lokasi tersebut, kemudian dibangun sebuah pelinngih Padma Sari. Dan di areal tersebut kemudian di bangun puri yang megah sesuai dengan titah Raja Tabanan pada waktu itu.
            Puri Gede Kerambitan merupakan tonggak perjuangan rakyat Kerambitan pada zaman penjajahan. Hal ini terbukti dengan peninggalan berupa bangunan – bangunan yang memiliki fungsi penting pada zaman tersebut. Areal puri yang luasnya mencapai 3,5 Ha tersebut dibagi menjadi lima areal.
            Pintu masuk utamanya berupa Candi Bentar (Apit Lawang). Setelah memasuki pintu tersebut, maka akan ada halaman yang berbama Ancak Saji. Areal ini merupakan bagian terluar dari puri. Pada zaman dahulu areal ini berfungsi sebagai tempat bertemunya keluarga puri dengan masyarakat. Dewasa ini, areal ini difungsikan sebagai tempat menyambut tamu yang berkunjung ke puri dan juga sebagai tempat pementasan kesenian.
            Areal kedua bernama “Cangkem Kodok”. Areal ini berlokasi di sebelah areal “Ancak Saji”. Pada zaman dahulu areal ini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya para prajurit sebelum berangkat ke medan perang. Namun sekarang, areal ini dialih fungsikan sebagai tempat parkir.
            Areal ketiga diberi nama “Tandeg”. Lokasinya berada di sebelah timur areal “Ancak Saji”, dan dipisahkan oleh Kori Agung (Pintu Masuk Kerajaan). Jadi areal “Tandeg” ini sudah lebih di dalam dari pada “Ancak Saji”. Areal ini berfungsi sebagai tempat beristirahat para prajurit yang baru tiba dari medan pertempuran.
Kori Agung

            Areal keempat bernama “Tandaan”. Berlokasi di sebelah utara areal “Tandeg”. Areal ini difungsikan sebagai tempat sang raja menerima tamu yang berkunjung ke Puri Gede Kerambitan. Areal “Tandaan” ini dikelilingi oleh 4 buah Kori (pintu masuk). Di sebelah selatan merupakan pintu yang menghubungkannya dengan areal “Tandeg”, di sebelah barat adalah pintu yang mehubungkannya dengan Pura Batur, di mana Pura Batur ini adalah tempat berstananya Atman (roh) dari raja – raja yang pernah memimpin Puri Gede Kerambitan. Hingga saat ini telah terdapat 7 raja yang rohnya disemayamkan di Pura Batur ini. Sedangkan roh anggota kerajaan lainnya yang telah meninggal distanakan di Merajan Agung yang terdapat di “Jeroan” atau areal utama puri. Di sisi timur merupakan kori yang menghubungkan areal “Tandaan” dengan jeroan puri. Sedangkan di sisi utara terdapat sebuah kori yang menghubungkannya dengan Saren Agung.
            Di Saren Agung inilah asap tersebut keluar. Di areal Saren Agung terdapat beberapa buah bangunan yaitu :
·         Saren Tegeh berfungsi sebagai tenpat menyimpan pusaka. Saren Tegeh ini memiliki 3 buah kunci. Apa bila salah satu saja dari tiga kunci tersebut tidak ada, maka pintu Saren Tegeh tersebut tidak dapat dibuka.
·         Singasari, merupakan sebuah tempat untuk menyelenggarakan upacara Manusa Yadnya.
·         Bale Dangin, berfungsi sebagai tempat “Ngekeb” untuk upcara akil balik.
·         Bale Gede merupakan tempat menyemayamkan jenazah Raja yang menggal sebelum dilaksanakan upacara Ngaben. Bale ini hanya khusus untuk raja. Jadi, apabila ada anggota keluarga kerjaan lain yang meninggal maka akan disemayamkan di Bale yang berlokasi di jeroan puri.
Bale Gede

            Dewasa ini, puri atau kerajaan memang tidak memiliki fungsi seperti zaman dahulu. Namun keberadaan puri masih sangat diperlukan, terutama berkaitan dengan adat istiadat. Keberadaan puri juga patut dilestarikan sebagai peninggalan sejarah serta budaya yang tak ternilai harganya.
            Untuk tetap melestarikan budaya leluhur serta memperkenalkan puri kepada masyarakat luas serta wisatawan, maka pihak Puri Gede Kerambitan membuka puri agar dapat dikunjungi masyarakat umum dengan adanya paket wisata puri.
            Wisatawan yang berkunjung ke puri akan disambut dengan tradisi penyambutan yang telah ada sejak dahulu. Ketika akan memasuki areal puri, wisatawan akan disambut oleh beberapa orang penari yang menaburkan bunga dan juga diiringi dengan gamelan tradisional berupa Gong dan Okokan. Ketika memasuki areal “Ancak Saji”, wisatawan akan disambut dengan segelas welcome drink dan beberapa anggota keluarga puri telah menanti di sana.
            Selanjutnya wisatwan akan disuguhi beberapa atraksi kesenian seperti :
  • Okokan, merupakan alat music yang terbuat dari kayu dan berbentuk seperti kalung sapi. Okokan ini berfungsi untuk menghalau kekuatan negatif dan mengembalikannya ke asalnya sehingga tidak mengganggu jalannya upacara selanjutnya.

  • Tari Pendet, tarian ini dibawakan oleh 7 orang penari dengan membawa sebokor Bungan yang kemudian ditaburkan kea rah wisatawan. Tarian ini merupakan perlambang dari turunnya bidadari.

  •       Tari Topeng, yang melambangkan Maha Patih puri. Maha Patih ini bertugas untuk menemui para tamu untuk menanyaka maksud kedatangannya ke Puri Gede Kerambitan.

  •        Kendang Bebarung, merupakan gamelan tradisional yang haynya terdiri dari beberapa buah kendang. Pada zaman dahulu gamelan ini berfungsi untuk memberikan semangat kepada para prajurit yang akan pergi berperang.

  •     Show Pengantin, merupakan sebuah acara yang menunjukkan pakain yang biasanya digunakan oleh keluarga kerajaan.

  •      Tari Calonarang, merupakan tarian sakral yang berlatar belakang dari kisah kerajaan Kediri di Jawa Timur. Tarian ini mengisahkan peetempuran antara kekuatan baik melawan kekuatan jahat. Tarian ini tidak jauh berbeda kisahnya dengan Tari Barong yang dikomersilkan.

            Setelah menyaksikan semua pertunjukan tersebut dan telah selesai berkeliling di Puri Gede Kerambitan, maka dilanjutkan dengan acara makan malam di areal jeroan puri. Makanan yang disediakan pun merupakan makanan khas Bali. Di tambah dengan sayuran khas daerah Tabanan yang bernama Sayur Gonde.
            Setelah selesai makan, wasatawan juga diajak untuk menari bersama dengan para penari pendet tersebut dengan diiringi alunan gamelan Bali yang bernama rindik. Tarian ini bernama tari joged. Tidak ada aturan apaun dalam tarian ini. Wisatawan bebas berekspresi sesuai dengan keinginananya. Konon katanya bila tidak mau diajak menari joged tersebut, maka akan sulit menemukan jodohnya.
            Bila anda sudah terbiasa mengunjungi tempat wisata alam atau buatan, wisata puri mungkin dapat menjadi salah satu referensi untuk kegiatan wisata anda selanjutnya. Jadi tunggu apa lagi? Mari ajak teman – teman atau sanak saudara anda untuk menikmati suasana kerajaan dengan tradisi adat dan kesenian yang khas di Puri Gede Kerambitan, Tabanan – Bali. J


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Jatiluwih Waterfall

Jatiluwih Waterfall

            Pesona alam Desa Jatiluwih memang telah terhosor sejak dulu, tidak hanya di Nusantara, tapi juga di kancah mancanegara. Pegunungan Batukaru yang membentang, hamparan sawah dengan Padi Bali dan terasering nan indah, udara yang segar, hingga luatan biru nan luas di kejauhan akan memanjakan setiap wisatawan yang mengunjungi tempat ini.
            Jatiluwih merupan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Berjarak sekitar 60 km dari Denpasar dengan waktu tempuh sekitar 1,5 jam hingga 2 jam perjalanan.



          Di balik semua keindahan yang biasa dinikmati pengunjung selama ini, ternyata Jatiluwih masih menyimpan pesona alam lainnya. Tak jauh dari jalan utama Jatiluwih, atau sektar 1 km dari daya tarik wisata Jatiluwih tepatnya di kawasan Mekayu - Desa Jatiluwih, terdapat sebuah air terjun yang memiliki ketinggian sekitar 5 meter. Air terjun ini memang belum ter-expose. Sehingga belum banyak yang mengetahui keberadaannya.


            Untuk mencapai air terjun ini, pengunjung harus menuruni beberapa anak tangga dan mengikuti jalan setapak di pinggiran hamparan persawahan. Sebelum mencapai air terjun, pengunjung juga akan melalui jalan setapak di pinggir sungai dengan air yang begitu jernih dan bersih. Tidak seperti air terjun lain yang biasanya membutuhkan perjuangan untuk mencapainya, air terjun di Jatiluwih ini tergolong sangat mudah dijangkau.


            Di dekat air terjun juga telah ditata dengan dibuatkan taman sedemikian rupa yang menjadikan air terjun ini semakin cantik. Airnya yang begitu jernih dan udara yang sangat sejuk membuat suasana di sekitar air terjun begitu nyaman dan damai. Sehingga sangat cocok untuk menenangkan diri dari hiruk pikuk kesibukan sehari – hari.



            Karena belum dikelola sebagai daya tarik wisata, pengunjung yang ingin menikmati suasana air terjun ini tidak dipungut biaya apapun. Jadi, tunggu apa lagi? Mari berwisata ke Jatiluwih J

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kintamani = Penelokan ?

Kintamani = Penelokan


Bila berbicara Kintamani yang terbesit di benak sebagian besar orang pastilah daerah Penelokan. Daerah Penelokan sendiri meruapan sebuah tempat untuk melihat pemandangan Danau dan Gunung Batur yang berada dalam wilayah Desa Batur. Daerah ini serig dijadikan tempat persinggahan baik untuk makan siang maupun menikmati santap siang.


Namun sejatinya Kintamani bukan hanya Penelokan. Kintamani menyimpan segudang pesona yang menarik untuk diexplore. Pesona Kintamani tersebut antara lain :

Kuburan Trunyan
Trunyan merupakan nama sebuah desa di Kintamani. Desa ini tergolong desa Bali Aga yang memiliki keunikan tersendiri disbanding desa – desa lainnya di Bali. Saah satu keunikan yang dimiliki oleh Desa Trunyan yakni upcara pemakamannya.
Bila pada umumnya di Bali mayat di kubur atau di bakar (Ngaben), maka berbeda halnya dengan Trunyan. Mayat di kuburan desa ini hanya diletakkan begitu saja di atas tanah dan hanya diberikan “Ancak Saji” (pelindung yang terbuat dari bambu). Kendati demikian, di areal kuburan tersebut tidak tercium bau basuk sama sekali. Konon bau mayat terebut dikalahkan oleh Pohon Taru Menyan yang berbau wangi. Uniknya lagi, kuburan Trunyan tidak terletak di areal desa tempat warganya bermukim, melainkan terpisah dari pemukiman dan hanya dapat dicapai dengan perahu.


Geosite 19 / 20 di Desa Batur
Geosite 19 / 20 ini terletak di Desa Batur. Tempat ini dapat dicapai dengan melintasi Desa Songan. Di areal ini terdapat peninggalan letusan dari Gunung Batur. Pada geosite ini terdapat sisa lava dari beberapa letusan dimana salah satu tinggalannya adalah letusan tahun 1974. Pihak Geoprak telah melengkapi geosite tersebut dengan papan informasi yang akan menjelaskan tinggalan erupsi Gunung Batur di daerah tersebut.
Dari geosite 19 / 20 pengunjung dapat menyaksikan hamparan lava yang mongering sehingga berbentuk seperti batu. Dari dareah ini juga pengunjung dapat melihat Gunung Batur dari sisi utara yang tentunya akan berbeda dari sisi selatan atau barat (Penelokan).


Tumbuhan khas pegunungan yang mungil nan cantik juga dapat dengan mudah dijumpai di geosite ini. Yupz, Edelweiss! Bunga yang melambangkan keabadian, bunga kecil yang tak akan pernah layu.

Desa Blandingan
Blandingan merupakan sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Abang. Desa ini memang cukup susah diakses dibandingkan desa – desa lainnya di Kintamani. Jalan yang menanjak dan berliku tak jarang membuat pengguna motor bebek ataupun matic agak sulit untuk mencapainya. Sebaliknya akses menuju desa ini sangat cocok untuk pengguna motor trail (off road).
Keramah-tamahan penduduk akan menyambut setiap orang yang berkunjung ke desa ini. Desa Blandingan juga tergolong Desa Bali Aga. Desa ini memiliki arsitektur rumah yang khas serta berbagai tradisi kebudayaan yang unik.


Selain itu, Desa Blandingan juga memiliki panorama alam yang memukau. Di bagian uatara (atas) desa ini terdapat sebuah bukit yang cukup tinggi yang bernama Bubung Temu. Dari puncak bukit  tersebut, pengunjung dapat menyaksikan panorama alam nan indah. Bagai mana tidak, dari satu lokasi pengunjung dapat menyaksikan Danau Batur serta Laut Bali. Bila cuaca sedang berkabut, pengunjung juga dapat merasakan sensasi negeri di atas awan.

Puncak Gunung Batur
Mendaki Gunung Batur merupakan salah satu aktivitas wisata yang wajib dicoba. Gunung Batur sendiri memiliki ketinggian 1717m di atas permukaan laut. Medan yang ditempuh untuk mendaki gunung ini tidak lah terlalu berat.
Pendaki akan melewati hamparan pasir, rumput dan bebatuan dalam perjalanan meuju puncak gunung ini. Wisatawan biasanya berkumpul di pos Perhimpunan Pramuwisata Pendakian Gunung Batur (P3GB) sekitar jam 3.30 wita dini hari untuk memulai perjalanan menuju puncak.
Dari puncak Gunung Batur, pendaki dapat menikmati gemerlap lampu kota Denpasar dengan hamparan bintang yang berkelap – kelip di langit. Ketika sang fajar menyingsing dari balik bukit Gunung Abang, dan dunia mulai terang, Gunung Agung (gunung terbesar di Bali) yang ditutupi oleh Gunung Abang akan menjadi suguhan panorama alam nan indah. Tak jarang, Gunung Rinjani di Lombok, NTB, juga terlihat dari Puncak Gunung Batur.


Alengkong
Sebuah dusun yang terletak di balik bukit yang masuk dalam wilayah Desa Songan B. Yupz Alengkong!! Sebuah tempat yang menawarkan keindahan panorama alam dengan keramahan penduduknya. Tempat ini sebenarnya memiliki daya tarik yang hampir sama dengan Bukit Bubung Temu di Desa Blandingan. Dimana pada salah satu sudut di Alengkong akan terlihat Laut Bali dan Danau Batur di sisi kanan dan kirinya.
Namun sayangnya, akses menuju tempat ini lebih extreme dibandingakan dengan akses ke Bubung Temu Desa Blandingan. Meski demikian, sensasi yang akan tentu juga akan sangat berbeda dengan Desa Blandingan.


Hot Spring
Setelah menikmati berbagai aktivitas wisata di Kintamani, tentu badan akan tersara lelah atau pun pegal – pegal. Nah, untuk menyegarkan badan kembali tak ada salahnya untuk mandi di salah satu pemandian air panas yang banyak terdapat di daerah Toya Bungkah.



Air panas yang digunakan pada pemandian tersebut meruakan air apanas alami yang bersumber dari Gunung Batur. Cukup merogoh kocek 20.000 rupiah saja, pengunjung sudah dapat menikmati hangatnya air dari perut Gunung Batur yang menyegarkan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Susahnya Air Di Sumber Air

Susahnya Air Di Sumber Air


Kintamani merupakan sebuah destinasi wisata yang telah tersohor di Bali sejak zaman penjajahan Belanda. Dengan keindahan Gunung dan Danau Batur membuat setiap wisatawan yang berkunjung akan terpesona dengan kecantikannya.
Danau Batur yang berada di Kintamani merupakan danau terluas di Bali dengan luas mencapai 16,06 km2 dengan kedalaman rata-rata 50,8 m yang mampu menampung air hingga 815,38 juta m3. Danau ini juga menjadi sumber air dari beberapa kabupaten di Bali. Kabupaten – kabupaten tersebut antara lain : Buleleng bagian timur, Karangasem, Bangli, Klungkung dan Gianyar.


Kendati demikian, faktanya air di Kintamani sendiri masih tergolong sulit. Di beberapa desa di Kecamatan Kintamani, warga masih membeli air hingga ratusan ribu rupiah untuk memenuhi kebutuhan MCK. Hal ini menjadi begitu ironis ketika kabupaten lain dengan mudah menikmati air dari Danau Batur, sedangkan masyarakat Kintamani harus membeli air yang notabene milik mereka sendiri.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bukit Malimbu

Bukit Malimbu

Terletak di daerah Senggigi, Lombok, Nusa Tenggara Barat, Bukit Malimbu merupakan sebuah daya tarik wisata yang sangat mempesona. Berada di lereng perbukitan dan berbatasan langsung dengan laut membuat setiap orang yang mengunjunginya akan merasa terkagum – kagum dengan keindahannya.


Bukit Malimbu berada pada jalur Senggigi menuju Gili Trawangan. Jadi, bagi anda yang hendak menuju Gili Trawangan tak ada salahnya jika  beristirahat senejak untuk menikmati panorama memukau Bukit Malimbu.


Bukit Malimbu menawarkan pemandangan berupa perbukitan yang membetang nan hijau dipadu dengan laut biru nan jernih. Selain dapat menikmati pemandangan yang disuguhkan Bukit Malimbu, pengunjung juga dapat menikmati jajanan khas Indonesia seperti rujak dan bakso.



Jadi bagi anda yang berkunjung ke Lombok, wajib mengunjungi daya tarik wisata yang satu ini. “Belum ke Lombok Kalau Belum ke Bukit Malimbu”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Balangan Beach

Pantai Balangan

     Bali memang memiliki sejuta pesona yang dapat menarik wisatawan dari tahun ke tahun. Nah, yang saya akan share kali ini adalah sebuah pantai di seputaran Ungasan, Kuta Selatan, Badung – Bali.

   Yupz, Balangan. Itulah nama sebuah pantai yang terletak di sisi barat dari kaki pulau bali ini. Pantai Balangan dapat dicapai dengan kendaraan berupa mobil atau pun sepeda motor melalui simpang Nirmala Ungasan ke arah barat dengan menyusuri jalan Pantai Balangan. Jalan Pantai Balangan tersebut memang cukup panjang, berkelak – kelok dan banyak persimpangan. Namun tak usah khawatir, karena ada rambu penunjuk jalan di setiap persimpangan.



Pantai Balangan memang belum terlalu populer di Bali. Tidak seperti tetangganya yakni Pantai Dream Land, Pantai Padang – Padang taupun Pantai Suluban (Blue Point). Meski begitu, Pantai Balangan memiliki panorama yang begitu indah, Tak kalah dengan tetangganya tersebut.


     Pantai berpasir putih ini akan lebih cantik ritatkala matahari mulai condong ke arah barat. Pasalnya, pada sore hari pengunjung dapat menyaksikan panorama sunset yang memukau. Karakteristik pantai Balangan hampir sama dengan pantai – pantai tetangganya, yakni memiliki tebing  yang cukup tinggi di sisinya. Uniknya, salah satu tebing di pantai ini agak menjorok ke arah pantai. Pengunjung juga dapat mengabadikan gambar di atas tebing tersebut dengan latar belakang laut lepas.


     Pantai ini memang belum terkelola dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari tata guna lahan yang masih seadanya. Pengunjung yang hendak menikmati Pantai Balangan harus membayar karcis parkir terlebih dahulu. Kondisi tempat parkir pun hanya tanah lapang seadanya. Begitu juga di pinggir pantai terdapat beberapa restaurant yang perlu ditata kembali.

     Namun, terlepas dari fasilitas yang masih kurang tersebut, Pantai Balangan memiliki panorama alam yang indah dan mampu memukau wisatawan yang mengunjunginya. Jadi, kalau anda jalan – jalan ke daerah Ungasan – Pecatu, jangan sampai lupa untuk berkujung ke Pantai Balangan J

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Desa Belimbing

Belimbing Harmony
The Harmonious Nature, People and Culture


Terletak di Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, sekitar 65 km dari Denpasar, Desa Belimbing merupakan sebuah desa yang masih asri dengan bentang alam nan indah, penduduk yang ramah serta budaya yang masih terjaga dengan baik. Meskipun letaknya cukup jauh dari pusat pariwsata Bali seperti Sanur, Kuta atau Nusa Dua, Desa Belimbing memiliki potensi yang cukup besar untuk dijadikan sebagai sebuah destinasi wisata mengingat wilayahnya berada pada jalur utama di Bali yakni jalur Denpasar – Singaraja (Munduk) dan juga Denpasar - Jembrana.


Desa Belimbing merupakan desa yang berada di wilayah pegunungan dengan kondisi wilayah yang berbukit-bukit dengan ketinggian mencapai 700 mdpl. Luas wilayah desa ini mencapai 2.606,66 ha dengan bentang alam yang indah serta berbagai potensi yang dimilikinya seperti persawahan, perkebunan hingga budaya masyarakatnya.

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya, Desa Belimbing ditetapkan sebagai desa wisata pada tahun 2010. Desa Belimbing juga telah memiliki Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dengan anggota sekitar 15 – 20 orang yang diambil dari masing – masing banjar. Pokdarwis ini baru terbentuk sekitar 4 bulan lalu dan sampai saat ini masih dalam tahap edukasi dan pemantapan sumber daya.
Uniknya, bila desa wisata pada umumnya hanya memiliki beberapa potensi wisata, Desa Belimbing justru memiliki begitu banyak potensi wisata yang dapat di kemas menjadi produk wisata. Trekking misalnya, bila desa wisata biasanya memiliki 1 - 3 jalur trekking, Desa Belimbing memiliki 8 jalur trekking yang masih bisa dipecah – pecah lagi. 8 Jalur trekking tersebut antara lain :
1.      Mekori – Gemuh
Pada jalur ini wisatawan dapat menikmati perkebunan warga yang juga akan disuguhkan dengan atraksi berupa pembuatan “Tuak Manis” dan gula aren.
2.      Suradadi
Pada jalur ini wisatawan juga akan melewati perkebunan warga serta pemukiman penduduk. Di sini wistawan dapat berinteraksi dan menyaksikan keseharian masyarakat Desa Belimbing.
3.      Wana Sepi
Pada jalur ini wisatawan akan disuguhi pemandangan persawahan. Selain trekking, pada jalur ini juga dapat dilakukan kegiatan cycling.
4.      Subak Mas
Jalur Subak Mas ini juga menawarkan hamparan persawahan warga. Di sini wisatawan dapat menyaksikan petani Desa Belimbing menggarap sawahnya dengan peralatan tradisional. Kedepannya wisatawan juga akan dapat meraskan kegiatan penggarapan sawah secara tradisional tersebut secara langsung. Yang juga ditonjolkan di jalur ini adalah kegiatan upacara di sawah.
5.      Tepen Tabah
Pada jalur ini wisatawan juga akan diguhkan atraksi yang hampir sama dengan jalur Subak Mas namun tentunya dengan panorama alam yang berbeda.
6.      Mekori – Singsing Bemben
Pada jalur ini wisatawan dapat menikmati rindangnya Hutan Mekori dengan kera – keranya. Wisatwan juga akan diajak mengunjungi air terjun Singsing Bemben.
7.      Duren Taluh – Singsing Sade
Wisatawan yang menapaki jalur Duren Taluh – Singsing Sade ini akan diajak menyisiri persawahan dan perkebunan warga dan juga akan diajak mengunjungi air terjun Singsing Sade.
8.      Yeh Mapah
Jalur ini merupakan jalur yang cukup ekstrim, dikeranakan oleh kondisi geografisnya. Namun dibalik itu, wisatawan akan disuguhkan panorama alam yang indah.

Desa Belimbing juga memiliki dua buah air terjun yang bernama Singsing Sade dan Singsing Bemben. Selain kedua air terjun tersebut desa ini juga memiliki beberapa sumber mata air yang disucikan dan menurut kepercayaaan masyarakat setempat memiliki fungsi yang berbeda – beda antara yang satu dengan yang lainnya.

Tak hanya sampai di situ, Desa Belimbing juga memiliki hamparan persawahan nan luas dengan terasering yang memukau tak kalah dengan Jatiluih. Di kawasan Hutan Mekori yang juga merupakan wilayah dari Desa Belimbing terdapat 400 jenis pohon termasuk di dalamnya beberapa jenis pohon langka. Di kawasan Hutan Mekori tersebut juga terdapat kupu – kupu endemik yang konon hanya terdapat di kawasan hutan tersebut. Kupu – kupu ini memiliki corak yang indah dengan warna hitam dan putih.
Tak legkap rasanya bila mengunjungi suatu daerah namun tidak mencicipi masakan khas daerah tersebut. Desa Belimbing memiliki khasanah kuliner yang beragam. Mulai dari Entil, Sela Melablab hingga Tuak Manis.
·         Entil
Merupakan beras yang dimasak yang dibungkus dengan daun Lingidi.
·         Sela Melablab
Merupakan ketela pohon yang direbus menggunakan air aren. Sehinnga memiliki cita rasa yang unik.
·         Tuak Manis
Terbuat dari air aren (nira).
·         Teh Herbal
Terbuat dari rempah – rempah berupa sereh, pandan, jahe yang ditambah dengan gula arean.
·         Bambu Tabah
Kuliner ini terbuat dari rebung yang diolah dengan cara tradisional yakni dibakar ditambahkan cabai dan bawang putih dan juga perasan jeruk limau.

Dengan berbagai potensi yang dimilikinya dipadu dengan keramah – tamahan penduduknya, membuat setiap orang yang berkunjung ke desa ini merasa berada di rumah sendiri. Jadi jika anda berkunjung ke Bali, sempatkanlah berkunjung ke Desa Belimbing J

Desa Belimbing dalam video : http://youtu.be/vSD6Us43Gjw

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS