RSS

Upacara Keagamaan


Upacara Keagamaan

Upacara keagamaan masyarakat Hindu di Bali merupakan suatu hal yang sangat menarik bagi wisatawan yang datang ke pulau Dewata tersebut. Karena hal ini hanya terdapat di Bali. Meskipun banyak masyarakat yang beragama Hindu di luar Bali, namun kegiatan upacara keagamaan yang meraka selenggarakan tentu tidak seperti di Bali, mengingat banyak faktor yang mempengaruhi hal tersebut.
Masyarakat Bali menyelenggarakan upacara keagamaan berdasarkan suatu ajaran agama yang disebut Panca Yadnya (Lima Korban Suci yang tulus ikhlas). Hal ini pun menjadi suatu kewajiban bagi masyarakat Hindu di Bali, dengan tujuan mencapai kesimbangan alam semesta. Panca Yadnya tersebut dibagi menjadi lima yaitu Dewa Yadnya (korban suci yang dihaturkan kepada Tuhan), Rsi Yadnya (korban suci yang dihaturkan kepada orang suci (Pendeta/Sulinggih)), Manusa Yadnya (upacara untuk manusia seperti pernikahan dll), Pitra Yadnya (korban suci kepada leluhur atau oang tua) dan Bhuta Yadnya (korban suci yang ditujukan kepada Bhuta Kala atau unsur-unsur negatif).
Dari kelima jenis Yadnya tersebut yang paling menarik perhatian dari wisatawan adalah Pitra Yadnya dan Dewa Yadnya. Sebagai contoh upacara Pitra Yadnya adalah Ngaben (upcara pembakaran mayat). Hal ini tentu sangat menarik karena pada umumnya orang yang meninggal biasanya di kubur. Yang menjadi daya tarik lainnya adalah sarana yang digunakan terutama Wadah/Bade yaitu tempat meletakkan mayat saat diusung ke kuburan dan juga Lembu yang digunakan sebagai tempat untuk membakar mayat.


 Bagi masyarakat Hindu Bali, Panca Yadnya tersebut merupakan suatu hal yang sangat disucikan dan tidak dilakukan secara sembarangan. Dengan demikian atraksi wisata berupa upacara keagamaan tersebut tidak bisa dimasukkan ke dalam suatu tour package karena hanya bisa dijumpai pada waktu-waktu tertentu saja.
Hampir sama dengan masyarakat Jawa, atau daerah lainnya, masyarakat Bali juga mengenal Weton/Pawukon yang menjadi patokan dalam pemilihan hari suci. Di samping itu masyarakat Bali juga memadukan Weton/Pawukon tersebut dengan peredaran bulan (Purnama/Tilem), Sasih (bulan pada tahun Ҫaka) dan juga Wewaran.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comment(s):

Post a Comment