Rumah Adat
Rumahku Istanaku.
Bila dipikir – pikir, istilah tersebut memang benar. Sebab, rumah merupakan tempat
kita beristirahat dan melakukan berbagai jenis aktivitas. Sehingga rumah harus
didesign sebagus mungkin agar tetap terasa nyaman senyaman istana. Hal ini juga
berlaku pada gaya arsitektur bangunan rumah di Bali. Orang Bali tidak akan
membangun rumah secara sembarangan melainkan berpedoman pada aturan – aturan yang
disebut Asta Kosala Kosali.
Sesuai
dengan mitholigi Hindu, dikenal istliah Tri Hita Karana. Yaitu tiga unsur
penyebab kebahagiaan. Tri Hita Karana tersebut terdiri dari Parhyangan
(hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan), Pawongan (hubungan yang
harmonis antara manusia dengan sesama manusia) dan Palemahan (hubungan yang
harmonis antara manusia dengan lingkungan).
Konsep ini juga diterapkan dalam pembangunan rumah di Bali.
Di mana,
Parhyangan merupakan daerah hulu (luan) biasanya di arah timur atau utara
tempat untuk membangun tempat suci yaitu Merajan / Sanggah. Pawongan berada di
tengah – tengah yaitu tempat membangun bangunan rumah. Biasanya terdapat 3
bangunan utama yaitu Bale Daja (Meten) merupakan tempat untuk beristirahat,
Bale Dangin atau biasa disebut Bale Suka Duka, merupakan tempat untuk
menyelenggarakan upacara Yadnya khususnya Manusa Yadnya seperti pernikahan,
potong gigi dan juga kematian. Pewaregan / Paon yaitu bangunan dapur tempat
untuk memasak. Bangunan lainnya berupa kamar mandi dan Jineng (lumbung) yaitu
tempat menyimpan gabah atau padi yang telah dipanen. Di areal pekarangan rumah
(pawongan) ini, biasanya juga terdapat sebuah Pelinggih (bangunan suci) yang
terletak di dekat Bale Dangin (Bale Suka Duka). Sedangkan Palemahan adalah
daerah yang tersisa selain kedua areal tersebut (teben). Areal ini biasanya
digunakan untuk berkebun atau memelihara ternak seperti ayam dan babi. Areal
ini juga termasuk halaman di depan rumah (Jaba / lebuh).
Bale Daja (Meten)
Bale Dangin (Bale Suka Duka)
Kori (lebuh)
Sukariyanto
0 comment(s):
Post a Comment